Refleksi tentang apa yang telah dipelajari dan bagaimana hal itu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Segala kemudahan ini ada dengan kompromi mengenai privasi yang sangat mahal. Rutinitas yang terekam lewat sensor-sensor yang terkoneksi ke internet, rekaman suara yang tentunya dikumpulkan saat kami memerintahkan tugas ke Google Home, juga kumpulan foto yang tersimpan di cloud server dimana kita mendapatkan fasilitas face recognitionnya merupakan pembukaan privasi yang secara sadar kami berikan pada korporasi tersebut.
Namun saya juga paham bahwa perubahan yang terjadi di dunia ini tidak akan berbalik arah, jadi bagaimana caranya kita bisa mempelajarinya (terutama dasar-dasar Artificial Intelligence) agar dapat mengambil manfaatnya dan memanage resikonya. Menjadi sebuah keniscayaan bahwa dunia pendidikan harus berubah seiring dengan perkembangan teknologi yang terjadi. Oleh karena itu menjadi sangat penting bagi saya sebagai pendidik untuk dapat memahami Artificial Intelligence, mempelajari berbagai manfaat yang dibawanya, kelebihan dan kekurangannya serta menggunakannya untuk meningkatkan proses pembelajaran yang terjadi dalam ruang kelas.
Keikutsertaan saya dalam workshop Teori dan Aplikasi Kecerdasan Buatan untuk Inovasi Guru di Sekolah yang dibawakan oleh bapak Dr. Djadja Sardjana, ST, MM. merupakan wujud pembangunan pondasi yang saya butuhkan untuk dapat mengambil manfaat Artificial Intelligence, meramunya dalam sebuah proses pembelajaran serta mengemasnya ke dalam sebuah program pembelajaran yang dapat dijalankan dan memberi dampak bermakna pada siswa.
Terkait dengan ChatGPT, hands-on experience yang saya rasakan pertama kali adalah sebelum mengikuti workshop ini, namun pikiran saya saat itu masih di area abu-abu terkait pemanfaatannya di kelas, sampai akhirnya saya harus mengerjakan tugas learning journal ini. Lewat tugas inilah saya mendapat seulas pemahaman bagaimana ChatGPT dapat digunakan dalam pembelajaran. Tidak semua tugas dapat disubkontrakkan ke ChatGPT, tugas yang sifatnya sangat individual seperti menceritakan pengalaman berkaitan dengan proses pembelajaran suatu materi mau tidak mau harus dikerjakan secara mandiri mengeluarkan proses berpikir yang ada dalam otak sendiri dan menggunakan ChatGPT untuk membantu penyelesaian tugas tersebut. Beruntung sekali akhirnya saya menemukan “Aha Moment” saat mengerjakan tugas ini.
Kedepannya saya masih harus banyak mempelajari dan meningkatkan keterampilan saya dengan cara membaca, memperluas jaring diskusi dengan rekan pendidik di berbagai tempat, bereksperimen dengan berbagai metoda pembelajaran yang lebih kompleks untuk membantu siswa memahami konsep-konsep yang lebih rumit.
Saya juga perlu mengasah kemampuan sampai tahap dimana dapat mengintegrasikan Artificial Intelligence ini ke dalam kurikulum agar dapat memastikan bahwa siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk bersaing dalam dunia yang semakin berkembang.
0 comments:
Post a Comment